NarasiTimur
Beranda Publik Beri Bantuan dan Doa, Sultan Tidore Akan Turun ke Lokasi Pengungsian

Beri Bantuan dan Doa, Sultan Tidore Akan Turun ke Lokasi Pengungsian

Tim relawan Sultan Tidore saat memberikan bantuan di Posko PMI Halbar (Tim/narasitimur)

Narasitimur – Sultan Tidore Husain Alting Sjah memyalurkan bantuan berupa masker, kepada para pengungsi dampak erupsi gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.

Bantuan itu diserahkan langsung oleh tim relawan kepada posko Palang Merah Indonesia (PMI) Halmahera Barat, di Desa Sangaji Nyeku, Kamis (30/5) malam. Penyaluran itu, disaksikan oleh kades dan tim BPBD setempat.

“Kami membawa 5000 pcs masker dan diserahkan ke posko. Nanti akan dibagikan ke warga yang sangat membutuhkan,” kata Vando, tim relawan Sultan Tidore.

Selain menyalurkan bantuan kemanusiaan, lanjut Vando, tim akan melakukan koordinasi dan assessment kebutuhan di lapangan. Pasalnya, Sultan Tidore juga berniat mengunjungi warga terdampak erupsi gunung Ibu secara langsung, untuk memberikan bantuan.

“Ada sekitar 2053 pengungsi yang tersebar di tujuh titik pengungsian. Kebanyakan perempuan. Mereka butuh bahan makanan, terutama kebutuhan bayi dan anak anak dan bahkan ada yang meminta bantuan Al Kitab,” tambah Vando.

Sultan Tidore Husain Alting Sjah yang juga anggota DPD RI menyatakan, kalau dirinya akan melihat secara langsung warga terdampak dan membantu koordinasi bantuan dari pusat.

“Sudah sebulan warga terdampak, dan mereka butuh penanganan yang lebih baik,” kata Sultan.

Ia juga berterima kasih ke jajaran Pemerintah Daerah Halmahera Barat dan semua organisasi kemanusiaan, terutama PMI Halmahera Barat yang telah memberikan pendampingan dan penanganan di lapangan secara tepat.

“Spirit kemanusiaan yang menyatukan kita,” ucap Sultan.

Tak lupa pula, Sultan mendoakan erupsi gunung Ibu secepatnya menurun dan berhenti, sehingga warga bisa kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa.

Sekadar diketahui, berdasarkan data Badan Geologi, dalam sebulan terakhir telah terjadi 13 kali letusan. Beberapa di antaranya menghasilkan kolom abu yang mencapai 6000 meter disertai petir, sehingga warga diminta untuk tidak mendekati area gunung.

Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, letusan Gunung Ibu tercatat sejak tahun 1911 dan mulai tahun 1998 muncul sumbat lava, yang kemudian tumbuh menjadi kubah lava.

Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, terjadi erupsi erupsi dengan intensitas lemah hingga sedang. Sejak tahun 2020-2023 frekuensi erupsinya semakin berkurang jumlahnya setiap hari, tetapi kolom letusan cenderung bertambah tinggi.

Kondisi ini berhubungan dengan meningkatnya gempa-gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal. Saat ini kubah lava di Gunung Ibu telah melampaui dinding kawah sehingga mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut.

Secara spesifik, Gunung Ibu merupakan gunungapi tipe strato dan memiliki tinggi puncak 1.340 m di atas permukaan laut dan pada koordinat 1° 29’ LU dan 127° 38′ BT. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.

Untuk jumlah pengungsi per 31 Mei 2024 sebanyak 2053 (ada penambahan). Untuk ibu hamil sebanyak 9 jiwa, balita 104 jiwa, anak usia dini 182 jiwa, lansia 184 jiwa dan penyandang disabilitas sebanyak 6 jiwa

Jumlah pengungsi laki-laki sebanyak 911 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 1.138 jiwa. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan