CSS XXIII Resmi Dibuka di Ternate, Dorong Komitmen Pulau Bersih dan Laut Sehat

Narasitimur – City Sanitation Summit (CSS) XXIII resmi dibuka di Ballroom Hotel Bela Ternate, Sabtu (30/8/2025). Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman selaku tuan rumah menyampaikan sambutan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia.

Acara pembukaan diawali dengan Mars AKKOPSI, doa bersama, dan sambutan Ketua Umum Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI). Selanjutnya, pembukaan resmi ditandai dengan pemukulan dolo-dolo dan sesi foto bersama.

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, Bupati Bandung Dadang Supriatna selaku Ketua Umum AKKOPSI, serta perwakilan kementerian terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup, Bappenas, Kemendagri, dan Kemenkes.

Baca Juga:

TAKI Sebut Gubernur Malut Memberikan Pernyataan Sesat Soal 11 Warga Adat Maba Sangaji

Momentum penting dalam pembukaan CSS XXIII adalah deklarasi bersama “Pulau Bersih, Laut Sehat” oleh tiga daerah berbasis kepulauan, yakni Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Halmahera Barat. Deklarasi itu disaksikan langsung seluruh kepala daerah peserta CSS.

“Dengan semangat Pulau Bersih, Laut Sehat, kami menyatakan komitmen bersama dalam pengurangan sampah laut, pengelolaan limbah berbasis komunitas, dan zonasi konservasi. Kami ingin perairan Malut tetap menjadi sumber kehidupan produktif yang lestari,” bunyi deklarasi tersebut.

Selain itu, dilakukan pula penandatanganan kerja sama antara AKKOPSI, HAKLI, dan Badan Gizi Nasional, serta penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Ternate dan Institut Teknologi PLN (ITPLN) terkait pengelolaan sampah menjadi energi.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan keynote speech dari perwakilan Menteri Lingkungan Hidup, talkshow nasional bertema “Tantangan dan Transformasi Pengelolaan Sanitasi, Sampah, dan Air Limbah”, serta sesi berbagi praktik terbaik dari mitra pembangunan dan negara lain secara daring.

CSS XXIII di Ternate ini menjadi forum strategis bagi daerah-daerah di Indonesia dalam memperkuat kolaborasi pengelolaan sanitasi berkelanjutan, termasuk isu pengurangan sampah makanan (food waste) dan adaptasi perubahan iklim. (*)