Catut Nama Kadikbud Malut dan Arahkan Kepsek Pilih Paslon 4, Damrudin Mengaku Baru Kenal Zibang Iskandar Alam

Narasitimur – Sejumlah kepala sekolah di Maluku Utara, diduga terlibat politik praktis. Mereka di antaranya Kepala SMK Negeri 10 Kepulauan Sula Halimah, Kepala SMA Negeri 12 Halmahera Timur Sularmi dan Kepala SMA Negeri 10 Kota Ternate Sabaria Umahuk.
Para kepsek ini diarahkan untuk mengumpulkan para orang tua murid, dan menginstruksikan mereka dengan memilih paslon nomor urut 4 pada Pilgub Maluku Utara.
Arahan itu diperintahkan langsung oleh sang broker politik, Zibang Iskandar Alam yang merupakan kontraktor di Maluku Utara. Instruksi itu dilakukan Zibang melalui telepon, dan rekaman suara mereka viral di media sosial.
Sama halnya yang dilakukan pada dua kepsek di Sula dan Halmahera Timur, Sabaria kepsek SMA Negeri 10 Kota Ternate juga diarahkan untuk memilih paslon 4 di Pilwako Ternate dan Pilgub.
Zibang dalam percakapan itu juga, membawa-bawa nama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Utara, Damrudin. “Nah, komandan di provinsi kasih kewenangan di paman. Jadi untuk provinsi itu torang pe AHM juga so jadi ketua tim pemenangan BL di Sula-Taliabu, jadi konstalasi politik nasional itu, apapun terjadi BL jadi gubernur karena pemerintah pusat tahu di Maluku Utara ini, dong pe saham samua to. Jadi komandan di provinsi so kase instruksi di paman, jadi paman so atur samua kepsek-kepsek di Haltim,” ungkap Zibang dalam percakapan yang berdurasi 2 menit 43 detik itu.
Zibang juga menegaskan, bahwa untuk Pilwako Ternate, harus memilih paslon 4 yakni Syahril Rajak dan Makmur Gamgulu sesuai instruksi BL (Benny Laos).
“Jadi di Kota Ternate itu pilih paslon 4 Syahril Rajak. Murid-murid kelas 2 deng 3 itu, Saba arahkan dan dong pe orang tua murid juga. Pasang badan, paman tanggung jawab, jang tako. Kota Ternate nomor 4 kemudian provinsi nomor 4, ngoni pe nasib tergantung abang Iban. Itu incumbent pengkhianat, inga itu. Pasang badan!,” pungkasnya.
Terpisah, Plt Kadikbud Malut, Damrudin saat dikonfirmasi membantah hal tersebut. Bahkan Damrudin mengaku baru saja mengenal Zibang saat Zibang mendatangi kantornya untuk meminta rekomendasi mutasi PNS.
Damrudin juga mengatakan, jika dirinya tak pernah berbicara dengan Zibang ataupun sampai mengarahkan kepsek terlibat politik praktis.
“Saya tidak pernah bicara dengan dia (Zibang) apalagi mengarahkan. Saya paham dengan Undang-undang pemilu dan Undang-undang ASN, bahwa ASN dilarang berpolitik. Dia mencatut nama saya untuk menelepon kepala sekolah,” ungkap Damrudin, Sabtu (30/11/2024).
Disentil apakah Zibang memiliki proyek di Dikbud, Damrudin mengaku tidak tahu. “Saya tidak tahu karena saya juga baru jad Plt. Nanti dia datang ke kantor baru saya kenal,” akunya.
Meski tak mengaku kenal dengan Zibang, namun dalam rekaman dengan beberapa kepsek mengaku telah mendapat instruksi dari kadikbud. Namun, lagi-lagi itu ditepis oleh Damrudin.
“Saya tidak pernah mengarahkan kepsek-kepsek untuk mendukung ke salah satu paslon tertentu, yang ada adalah bagaimana semua pekerjaan dan pembelajaran di semua satuan pendidikan, berjalan aman dan lancar. Dan saya sampaikan bahwa menjelang momen pilkada tolong ciptakan suasana satuan pendidikan, agar kondusif,” tukasnya. (*)