NarasiTimur
Beranda Publik Rumah Juang Ardiansyah Fauji: Nyaman, Bersih dan Gratis Bagi Warga Oba yang Berurusan di Tidore

Rumah Juang Ardiansyah Fauji: Nyaman, Bersih dan Gratis Bagi Warga Oba yang Berurusan di Tidore

Rumah Juang Ardiansyah Fauji (AF-1) yang ada di Kota Tidore (Istimewa/narasitimur)

Narasitimur – Rumah Juang Ardiansyah Fauji. Sebuah rumah singgah untuk melayani warga daratan Oba, yang hendak melakukan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan di Kota Tidore Kepulauan.

Letaknya tepat di pusat kota, Kelurahan Tuguwaji bersebelahan dengan kantor KPU Tidore. Letaknya memang strategis. Rumah itu dikontrak sejak 5 Agustus 2024 lalu oleh Ardiansyah Fauji, yang saat ini merupakan salah satu anggota DPRD Tidore.

Kehadiran rumah juang itu juga, tentu sangat membantu warga daratan Oba. Aktivitas di rumah itu pula kian ramai. Bak rumah sendiri, karena warga yang tinggal di situ, bisa menginap sampai kapan saja sesuai kebutuhan masing-masing.

Dalam kurun waktu 6 bulan, rumah singgah sudah melayani ratusan warga di empat kecamatan yang ada di Oba. Warga yang menempati rumah juang, mulai dari keluarga pasien yang sedang dirawat di rumah sakit, ibu-ibu melahirkan yang masih harus kontrol, yang paling banyak yaitu mereka yang baru saja lulus dari seleksi PPPK asal Oba.

Rumah yang diinisiasi oleh Ketua Komisi III DPRD Tidore itu, bisa ditempati oleh siapa saja yang datang dari OBA. Konsepnya sederhana, yakni ingin membantu meringankan beban masyarakat, seperti biaya.

“Paling banyak mereka yang ikutan seleksi PPPK dari Oba. Mereka kan harus bolak-balik Sofifi-Tidore untuk mengurus administrasi. Jadi rumah singgah jadi tujuan mereka, dan rumah ini bisa untuk siapa saja warga Oba, tanpa terkecuali,” kata Ardiansyah kepada media ini, Minggu (12/1/2025).

Ardiansyah bilang, rumah juang di kontrak selama lima tahun ke depan. Bagi warga yang mungkin saja tak memiliki sanak keluarga di Kota Tidore, rumah juang adalah alternatif terbaik, sebab menginapnya gratis alias tanpa biaya.

“Sebelum kami kontrak rumah juang ini, tim AF-1 terlebih dulu berdiskusi tentang kesulitan warga Oba, jika ke Tidore. Apalagi pada saat sakit dan harus rawat inap lama. Dan yang paling sering mereka yang sudah selesai pengobatan di rumah sakit, tapi masih harus kontrol ke dokter. Kebanyakan memilih pulang dan tidak datang lagi kontrol, karena kesulitan tempat tinggal, tinggal di keluarga pun kadang kala tak lama, takut merepotkan. Hal itulah, akhirnya tim AF-1 merekomendasikan agar ada rumah kosong yang layak untuk jadi rumah singgah warga OBA, ketika berurusan di Tidore yang disebut rumah juang,” terang politikus PDI Perjuangan itu.

Sebulan dibuka, rumah juang terbilang ramai disinggahi warga Oba. Bahkan, bahkan baru awal tahun 2025 saja, rim sudah kewalahan menerima tamu lantaran penuh dengan mereka yang ikut tes PPPK.

“Rumah 5 kamar dengan 2 toilet. Cukup besar dan luas tetapi ternyata tidak mampu memenuhi, tapi paling tidak kami telah berusaha membantu meskipun belum memadai,” ucap Ardiansyah.

Salah satu warga Desa Siokona bernama Eby Adolof adalah seorang ibu yang baru melahirkan anak kembar. Sembari menunggu jadwal kontrol di rumah sakit, Eby memilih rumah juang sebagai tempat ia dan bayinya menginap sementara waktu.

“Hari ini, Minggu 12 Januari 2025, kami menerima seorang ibu yang baru saja melahirkan anak kembar dan telah keluar dari rumah sakit. Namanya ibu Eby Adolof, warga Desa Siokona, Oba Tengah. Ibu Eby sangat bersyukur dengan adanya rumah juang ini, jadi sambil menunggu kontrol dari dokter, anaknya bisa dirawat di sini (rumah juang,red) dengan perawatan tradisional (barahu,red),” pungkas Ardiansyah.

Dirinya berharap, rumah juang bisa bermanfaat bagi warga daratan Oba. Apalagi ini dibuka 1×24 jam.

Terpisah, Eby Adolof kepada media ini menyampaikan terima kasih kepada Ardiansyah dan tim AF-1. Baginya, rumah juang adalah solusi bagi warga Oba yang sedang dalam kesulitan.

“Jadi kami tidak khawatir lagi dan paling penting kami nyaman tinggal di rumah ini. Puji Tuhan ada orang baik yang telah menyediakan rumah gratis bagi kami, dan anak kembar saya,” ungkap Eby.

Eby adalah orang kedua yang merawat bayinya di rumah juang, sebelum kembali ke desanya. Sebelumya ada pula, warga Desa Sigela, Kecamatan Oba yang tinggal di rumah juang sekitar dua minggu.

Kata Ace, pengelola rumah juang, selain pasien dan keluarganya, tempat ini juga kerap menjadi tempat singgah para siswa-siswi SD dan SMP yang sedang mengikuti kegiatan di Kota Tidore.

“Saya hitung-hitung sudah sekitar ratusan lebih orang yang memanfaatkan rumah ini,” singkat Ace. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan