Speedboat Meledak di Laut Oba! Jurnalis Hilang, Nelayan yang Dicari Malah Misterius!

Penulis: Yunita Kadir
MEMASUKI hari kedua pencarian, jurnalis Metro TV, Sahril Helmi, yang hilang di perairan Desa Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, belum juga ditemukan.
Sahril menjadi salah satu korban insiden meledaknya speedboat RIB 04 milik Basarnas saat melakukan operasi pencarian dua nelayan yang hilang pada Minggu (2/2/2025) malam. Dua nelayan tersebut diketahui bernama Udin dan Darwin.
Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, mengungkapkan bahwa posisi speedboat saat kejadian sudah mendekati titik pencarian.
“Saat pencarian, posisi speedboat sudah dekat dengan lokasi yang dituju, kira-kira 10 menit lagi sampai. Tapi tiba-tiba speedboat meledak,” ujar Iwan saat ditemui di Kantor SAR Ternate, Senin (3/2/2025) sore.
Akibat insiden itu, 11 orang menjadi korban. Tiga di antaranya meninggal dunia, tujuh mengalami luka berat dan ringan, sementara satu orang masih hilang, yakni Sahril Helmi.
Keanehan dalam Pencarian Nelayan
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Basarnas awalnya menerima laporan dari seorang nelayan bernama Udin melalui Com Center Basarnas Ternate pada Minggu malam sekitar pukul 19.30 WIT. Saat itu, Udin menghubungi Basarnas untuk meminta evakuasi karena kapalnya mengalami mati mesin.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Basarnas mengerahkan speedboat RIB 04 dari Pelabuhan Ahmad Yani Ternate sekitar pukul 21.00 WIT menuju lokasi kejadian di Perairan Gita, Kecamatan Oba. Jarak dari Kantor SAR Ternate ke lokasi pencarian sekitar 28 nautical miles (NM).
Namun, ada sejumlah kejanggalan dalam operasi ini. Sesuai standar operasional pencarian korban, tim gabungan seharusnya tidak beroperasi setelah pukul 18.00 WIT. Meskipun Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan mengatur pencarian dapat berlangsung 24 jam selama tujuh hari, tetapi ada ketentuan terkait pembagian waktu pencarian untuk mempertimbangkan faktor keamanan.
Ironisnya, Basarnas Ternate tetap melakukan pencarian di malam hari, meskipun kondisi nelayan saat itu masih terbilang aman karena mereka masih bisa berkomunikasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah pencarian dalam kondisi tersebut memang mendesak?
Misteri Identitas Nelayan
Keanehan lainnya muncul ketika Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, mengklaim bahwa dua nelayan yang dicari telah kembali ke Ternate dengan selamat.
“Sudah, pencarian baru saja saya tutup karena dua nelayan itu selamat dan sudah kembali ke Ternate sendiri,” kata Iwan.
Namun, hingga kini, keberadaan Udin dan Darwin tidak diketahui. Identitas mereka pun belum jelas. Ini menimbulkan tanda tanya besar, terutama terkait alasan Basarnas melakukan pencarian di malam hari dengan risiko tinggi.
Selain itu, kapasitas speedboat RIB 04 hanya untuk 12 kru. Jika dua nelayan tersebut berhasil ditemukan saat pencarian, maka jumlah penumpang akan bertambah. Dengan kecepatan armada maksimum 25 knots dan rata-rata 20 knots, sangat tidak mungkin ada penumpang yang berdiri di tengah perjalanan, mengingat faktor keselamatan.
Hingga kini, pencarian terhadap Sahril Helmi masih berlanjut, sementara misteri seputar insiden ini semakin mengundang tanda tanya. (*)