Kepala BGN Soroti Tantangan Gizi dan Kemiskinan di Maluku Utara

Narasitimur – Kepala Badan Pangan Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menekankan pentingnya intervensi gizi dalam memutus rantai kemiskinan di Maluku Utara.
Hal ini disampaikan saat Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Maluku Utara 2025 dengan tema “Harga Terjangkau, Pangan Tersedia, Maluku Utara Sejahtera” yang digelar di Sahid Bela Hotel Ternate, Rabu (20/8/2025).
Dadan mengungkapkan, kemiskinan masih menjadi tantangan utama karena kerap menciptakan siklus kemiskinan baru. Banyak anak di pedesaan berasal dari keluarga berpendidikan rendah, bahkan sebagian besar menikah di usia 16–17 tahun.
“Fenomena ini memperpanjang lingkaran kemiskinan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kondisi gizi anak-anak di Maluku Utara. Menurutnya, sekitar 60 persen anak di daerah, termasuk Maluku Utara, tidak memiliki akses pada makanan bergizi seimbang.
Menu harian lebih banyak didominasi karbohidrat seperti nasi dan kentang, sehingga kenyang namun tidak cukup sehat. Bahkan, sebagian besar anak yang mendapat intervensi tidak pernah mengonsumsi susu, baik karena keterbatasan minat maupun faktor ekonomi.
“Intervensi gizi menjadi sangat penting, terutama pada masa kanak-kanak hingga remaja. Seribu hari pertama kehidupan menentukan kecerdasan dan mencegah stunting, sementara usia 8–16 tahun adalah masa pertumbuhan pesat yang butuh asupan gizi seimbang,” jelas Dadan.
Ia mencontohkan, anak yang rutin mengonsumsi susu memiliki tinggi badan lebih baik dibanding yang tidak. Bahkan, keberhasilan atlet nasional juga tak lepas dari program makan bergizi, bukan hanya faktor genetik.
Pemerintah, kata Dadan, sudah mengalokasikan anggaran besar untuk memperkuat program gizi, khususnya bagi anak usia sekolah dasar hingga SMA. Hal ini dinilai sebagai investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.