Catatan Sepakbola Asghar Saleh: Yang Konsisten Akan Menang

Usai laga di Madura yang berkesudahan 1-1, saya sempat berdiskusi dengan head Choach Imran Nahumarury. Bukan soal perfoma tim tapi cara pandang tentang sepakbola secara keseluruhan. Jujur saja, di luar hasil bagus karena mampu menahan tuan rumah Madura United – runner up musim lalu dengan 10 pemain – dimana game plan dan semangat menolak menyerah jadi penentu, penampilan Imran di sisi lapangan jadi pembeda.
Ia tetap klinis dan fokus membenahi taktikal saat Malut United tertinggal lebih dulu. Saat center back Cassio Fernando Schied diusir, saat beberapa official terlihat emosional dan menunjukan gestur protes ke wasit cadangan, saat tim merasa dirugikan oleh keputusan wasit, Imran tetap tenang. Ia melakukan dua pergantian brilyant dengan memainkan Jorge Correa dan Tatsuro Nagamatsu.
Imran tetap fokus pada permainan anak asuhnya hingga peluit akhir berbunyi. “Saya dipesan oleh salah satu senior wasit asal Maluku, tetaplah memberi respek pada wasit dalam kondisi apapun. Rasa hormat itu akan menjadikan anda pelatih besar dan dihormati semua orang”. Begitu kata Imran.
Sepanjang Minggu pertama BRI Liga 1 musim 2024 -2025, penggunaan VAR jelas berdampak pada keputusan wasit yang lebih obyektif. Beberapa insiden terurai dengan jelas. Ada penalti Ng dibatalkan dan sebaliknya. Ada insiden yang terbukti salah dan luput dari pantauan mata biasa wasit. Tapi VAR bersikap. Laga-laga besar berlangsung aman. Meski waktu untuk melihat VAR terbilang lama sehingga kadang ritme permainan berubah.
Tapi sepakbola Indonesia mulai berbenah ke arah yang lebih profesional. Butuh dukungan tak hanya dari sisi tekhnologi tetapi juga dari sisi perilaku dan kesadaran bersama untuk menerima hasil VAR. Tak boleh lagi ada protes berlebihan. Bermainlah sesuai dengan rule of the game yang berlaku. Hasil sebuah laga ditentukan tak hanya oleh game manajemen tetapi juga pada pemahaman aturan.
Karena itu, saya dan tentu kita semua berharap big match sore ini di stadion Madya Senayan antara Malut United vs Persebaya Surabaya akan berlangsung secara ketat dan tetap dalam koridor fair play. Ini laga pembuktian bagi kedua tim tentang arti sebuah konsistensi. Persebaya di pekan pertama menunjukan PSS Sleman 1-0 lewat gol penalti kapten Bruno Moreira. Malut United jadi satu satunya tim promosi yang mendapat poin.
Jika melihat laga di Gelora Bung Tomo, skuad asuhan Paul Munster tampil dominan. Mereka unggul ball posession, banyak shoot on target tapi tak ada gol tercipta dari open play. Flavio Antonio da Silva – bomber utama Bajul Ijo yang musim lalu bikin 23 gol bersama Persik Kediri – belum menemukan ketajamannya. Munster butuh perbaikan kinerja di lini depan.
Untuk melawan tuan rumah yang bermain tanpa penonton imbas hukuman dari Liga 2, Persebaya sangat mungkin tak akan merubah susunan sebesar pertama. Ernando Ari tetap jadi penjaga gawang utama. Dengan skema 4-3-3, empat bek sejajar akan dihuni oleh Arif Catur di kanan dan Ardi Idrus di kiri mengapit duet Kadek Raditya dan Slavko Damjanovic. Kabarnya ada center bek asing yang baru tapi perkara bermain atau tidak sepenuhnya jadi hak prerogatif Munster.
Meski clean sheet, lini belakang Persebaya bukan tanpa celah. Slavko bukan tipikal bek yang cepat, chemistry nya dengan Kadek belum terlihat sejalan, sisi kanan juga berpeluang dieksploitasi. Hanya sisi kiri yang terbilang kokoh karena ada Ardi Idrus. Menarik melihat duel antara Ardi dengan Yakob Sayuri yang punya determinasi dan kecepatan di atas rata-rata.
Di tengah, trio Mohammed Rasyid – Gaston Costa dan Francisco Rivera akan jadi motor Persebaya. Pergerakan Rivera dan Rasyid patut diwaspadai karena keduanya sangatlah mobile dan kerap muncul di kotak penalti lawan. Naluri bikin gol keduanya terbilang bagus.
Persebaya masih bertumpu pada Flavio. Ini pemain berbahaya yang pintar mencari ruang kosong. Kinerjanya akan didukung oleh pergerakan dua flank yang licin. Bruno Moreira di kiri dan Alfan Suaib di kanan. Tentang Alfan, anak muda asal Ternate ang mengisi slot pemain U-22 memang bermain sangat apik saat melawan Sleman. Menarik juga menantikan jebolan EPA Persebaya ini saat berhadapan dengan Yance Sayuri. Begitu juga duel antara Moreira dengan Fredyan Wahyu yang sudah terjadi sejak musim lalu.
Saya menonton laga Persebaya vs Sleman. Catatan penting untuk Bajul Ijo adalah belum sepenuhnya padu kerjasama antara pemain dalam satu organisasi. Di beberapa moment, yang menonjol terlihat adalah skill individu yang kerap diperagakan pemain. Ini problem umum yang dihadapi nyaris semua tim di pekan pertama BRI Liga1 terkecuali beberapa tim yang tak melakukan banyak perubahan seperti Persib Bandung atau Borneo FC. Soal adaptasi dan membangun chemistry masih jadi pekerjaan rumah pelatih.
Bagaimana dengan Malut United?. Hukuman untuk Cassio jadi satu satunya handycap bagi Imran. Karena itu, sangat mungkin Ia akan memainkan Safruddin Tahar di posisi center bek untuk menemani Wahyu Prasetyo yang bermain sangat bagus di Madura. Duet keduanya harapkan bisa mematikan Flavio maupun Moreira yang kerap melakukan cutting inside. Dua bek sayap akan jadi milik Yance dan Fredyan. Empat bek sejajar akan jadi benteng untuk melindungi gawang Mohammad Fahri. Kiper ini tampil brilyant dengan satu save yang krusial saat laga melawan Madura.
Di tengah, kapten Manahati Lestusen dan Webymar Angulo akan jadi dua gelandang box to box. Mematikan lini tengah Persebaya dan jadi opsi pertama mengirim direct pass ke lini depan adalah tugas utama keduanya. Pramoedya Putra Suharli akan mengisi slot U-22. Kinerjanya sangat diharapkan memberi dampak. Imran tak punya banyak opsi karena dua pemain muda Laskar Kie Raha sedang menjalani TC bersama Timnas.
Di lini serang, Yakob Sayuri di kanan dan Adriano di kiri akan mendukung Diego Martinez. Pergerakan Chino sejauh ini sudah sesuai skema. Yang tersisa hanyalah membuat gol. Kecepatan Yakob dan Adriano akan menekan dua bek sayap Persebaya untuk tak bebas naik melakukan penetrasi.
45 menit babak pertama adalah waktu yang lama. Imran baru punya opsi memainkan Nagamatsu setelah Pram bermain. Selain itu, masih ada Correa, Ilham Udin, Victor Mansaray atau Yandi Sofyan di lini serang yang menunggu di bench.
Malut United perlu bermain sabar, pemain tetap fokus pada game plan, kurangi berbuat kesalahan elementer di daerah 16 meter dan kita lebih baik mendukung Imran dengan semua kemampuan yang dia miliki untuk mengalahkan Bajul Ijo.
Dari materi pemain dan kemampuan taktikal dua pelatih, saya menilai kedua tim berada dalam posisi imbang. Hasil akhir laga sore ini bisa jadi ditentukan oleh detil yang kecil. Bisa jadi itu datang dari miss komunikasi, kesalahan yang tak perlu atau peluang kecil untuk bikin gol dari set piece bola mati. Laga sore ini juga jadi ajang pembuktian dua kiper yang sama-sama berusia muda. Ernando selalu jadi pilihan Shin Tae-yong dan Muhammad Fahri dalam posisi membuktikan dirinya untuk dilirik Timnas. (*)