Borok Ketua PKB Ternate Dibongkar, Heny: Kritik Wali Kota Tapi Ikutan ‘Menikmati’

Narasitimur – Ketua DPC Demokrat Kota Ternate, Heny Sutan Muda, menanggapi keras pernyataan Ketua DPC PKB Kota Ternate, Muhajirin Bailussy, saat kampanye pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate, Syahril Rajak dan Makmur Gamgulu, di Kelurahan Kulaba, Ternate Barat, pada Kamis (26/9/2024) malam.
Heny menyebut, apa yang dikatakan Muhajirin adalah tamparan untuk dirinya sendiri, pasalnya Muhajirin ikut terlibat dalam kebijakan pemerintah kota selama menjabat sebagai Ketua DPRD saat itu.
“Kalau hari ini Muhajirin berkoar-koar soal buruknya wali kota, itu seperti menampar wajah sendiri. Selama tiga tahun terakhir, dia turut menikmati dan menyetujui kebijakan pemerintah kota melalui keputusan legal di parlemen, di mana dia sendiri sebagai Ketua DPRD,” ujar Heny tegas, Minggu (29/9/2024).
Heny merupakan ketua salah satu parpol yang mendukung calon Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman.
Mantan Wakil Ketua DPRD Ternate itu bilang, tudingan Muhajirin terkait kepemimpinan wali kota Tauhid Soleman yang dianggap diskriminatif dan memprioritaskan keluarga, hanyalah strategi untuk menyudutkan. Sebab, lanjut Heny, Muhajirin sendiri terlibat dalam merekomendasikan sejumlah kerabat dan saudaranya, untuk menduduki posisi penting seperti kepala dinas, pejabat, hingga lurah di Lingkungan Pemerintah Kota Ternate.
“Ini kemunafikan politik yang luar biasa. Selama tiga tahun duduk sebagai Ketua DPRD, Muhajirin tak pernah menolak atau mempermasalahkan kebijakan-kebijakan yang diambil bersama pemerintah kota. Bahkan, ia berperan penting dalam pengambilan keputusan tersebut. Kini, menjelang pemilu, ia tiba-tiba ingin tampil sebagai pahlawan yang membela rakyat, padahal ia terlibat langsung dalam keputusan-keputusan yang kini ia kritik,” lanjut Heny dengan nada yang semakin tajam.
Heny juga membantah tuduhan Muhajirin mengenai monopoli kekuasaan yang melibatkan keluarga wali kota. Menurutnya, serangan tersebut tak berdasar dan bertolak belakang, dengan kenyataan di lapangan.
“Kalau dia mau bicara soal nepotisme, dia harus berkaca dulu. Banyak pejabat penting di pemerintahan Kota Ternate yang merupakan orang-orangnya. Sangat ironis jika Muhajirin menuduh orang lain melakukan hal yang justru, ia praktekkan sendiri. Publik tidak bodoh, dan kita tidak akan membiarkan politik tipu-tipu seperti ini mendominasi narasi kampanye,” ujar Heny.
Heny meyakini, bahwa masyarakat Kota Ternate cukup cerdas dalam menilai situasi politik. Menurutnya, serangan seperti ini hanyalah upaya putus asa, untuk menarik simpati, namun tidak akan berhasil mempengaruhi persepsi publik. (*)