NarasiTimur
Beranda Publik Batu Angus Ditetapkan sebagai Warisan Geologi, Pemkot Ternate: Tidak Bisa Ditambang

Batu Angus Ditetapkan sebagai Warisan Geologi, Pemkot Ternate: Tidak Bisa Ditambang

Geowisata Batu Angus Kulaba (Angga/Narasitimur)

Narasitimur – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan sejumlah titik di Kota Ternate sebagai warisan geologi, termasuk kawasan Batu Angus.

Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM RI Nomor 69.K/GL.01/MEM.G/2025.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate, Rizal Marsaoly, mengatakan bahwa penetapan ini penting karena ada 19 situs yang diusulkan, dan koordinatnya berada di kawasan geowisata Batu Angus.

Dengan keputusan ini, pemerintah pusat turut bertanggung jawab dalam aspek perlindungan, pemanfaatan, dan pemberdayaan kawasan tersebut.

“Ini mempertegas bahwa warisan geologi dari sejumlah titik yang kita usulkan mendapat pengakuan. Nantinya, ada tanggung jawab pemerintah pusat juga dalam hal pemberdayaan, pemanfaatan, dan perlindungan,” kata Rizal, Rabu (26/2/2025).

Ia menjelaskan bahwa ada tiga aspek utama dalam pengelolaan geoheritage ini, yakni konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, dengan status ini, Pemkot Ternate memiliki peluang untuk mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) terkait geopark.

“Ternate ke depan, selain sektor perdagangan dan jasa, harus menjadikan pariwisata sebagai ikon utama. Ini bersentuhan langsung dengan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Rizal juga menegaskan bahwa ada beberapa zona yang tidak boleh ditambang di kawasan warisan geologi Batu Angus.

“Untuk berjualan di lingkar destinasi, ini point paling penting di UNESCO setelah konservasi, edukasi, dan ada beberapa zona yang tidak kita izinkan untuk ditambang. Jadi berjualan itu wajib untuk masyarakat di lingkar destinasi,” tegasnya.

Situs-situs yang ditetapkan sebagai warisan geologi di Kota Ternate meliputi Lava Erupsi 1907 di Tubo, Lava Erupsi 1737 di Batu Angus, Teras Pantai Tobololo, Lava Erupsi 1763 di Pantai Masirete, Lava Pahoehoe Sulamadaha, serta Lava Erupsi 1763 di Pantai Jiko Malamo.

Selain itu, terdapat Maar Tolire, Endapan Paleo Tsunami di Loto, Tebing Breksi di Togafo, Endapan Piroklastik Bukit Afe Taduma, Endapan Lahar Kastela, Sumbat Lava Foramadiahi, Kekar Lembar di Sasa, Ketidakselarasan Sasa, Lapisan Batu Apung di Fitu, Maar di Ngade, Endapan Freatomagmatik Kalumata, Lava di Tomajiko, dan Ignimbrite Gurabala Tomajiko. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan