NarasiTimur
Beranda Publik Tak Bisa Bertemu Putranya, Isak Tangis Ibu dari Terdakwa Perkara 11 Warga Maba Sangaji Pecah di Pintu Rutan Tidore

Tak Bisa Bertemu Putranya, Isak Tangis Ibu dari Terdakwa Perkara 11 Warga Maba Sangaji Pecah di Pintu Rutan Tidore

Merlin dan salah satu istri terdakwa kasus 11 warga Maba Sangaji (narasitimur)

Narasitimur – Isak tangis seorang ibu pecah di depan pintu Rutan Saosio Tidore, pada Rabu (6/8/2025) siang. Hampir empat jam Merlin menanti di depan pintu rutan agar bisa bertemu anaknya, namun harapannya pupus.

Padahal, Merlin hanya ingin melihat putranya. Hanya ingin membelai rambut anaknya, sembari menanyakan kondisi selama dipenahanan, dan tidak lebih.

Siang itu, Merlin datang sendiri. Dari pelabuhan Rum Tidore ia naik angkot menuju ke arah Pengadilan Negeri Soasio Tidore. Karena tahu, anaknya akan disidangkan di pengadilan. Begitu sampai di pengadilan, kata petugas sidangnya dialihkan ke Rutan Soasio di Kelurahan Goto. Merlin pun naik bentor menuju rutan.

Tiba di rutan, oleh si tukang bentor, Merlin diminta untuk membayar Rp20.000, tetapi karena sebelumnya Merlin sudah tahu tarifnya hanya Rp10.000 jadinya ia membayar sesuai tarif.

Merlin lalu melapor diri ke petugas rutan, ia juga sudah diberikan kartu pengunjung. Namun, hampir empat jam ia menunggu antrian, namanya tak kunjung dipanggil oleh petugas. Hatinya bercampur aduk. Sedih, kesal, marah, hingga puncaknya ia tak bisa lagi membendung air matanya dan menangis histeris di depan pintu.

Putra yang ditahan bernama Indra Sadi. Salah satu terdakwa dalam perkara 11 warga Desa Maba Sangaji, yang ditahan sejak Mei 2025 lalu. Indra ditahan bersama 10 warga lainnya. Mereka, saat itu melakukan aksi dan dituduh menghalangi aktivitas tambang PT Position di Halmahera Timur.

Di mata ibunya, Indra adalah lelaki pemberani, mandiri dan tidak cengeng. Saat ini Indra masih duduk di bangku kuliah semester enam di salah satu universitas di Ternate. Merlin hanya seorang pedagang kuliner di Pantai Jikomalamo, sementara ayah Indra bekerja di dinas kebersihan.

“Indra bukan orang Maba Sangaji, dia ke sana ikut temannya. Tiba-tiba setelah tiga minggu dia di sana, saya dengar informasi dia (Indra) ditangkap karena ikut aksi,” kisah Merlin kepada media ini, sambil menyeka air mata.

Menurut ibunya, Indra tipikal anak yang suka bergaul. “Anak saya paling aktif kalau ada aksi-aksi bela urusan rakyat,” ucapnya.

Sebelumnya, Merlin dan suaminya tak tahu menahu jika anaknya masuk dalam penangkapan 11 warga adat Desa Maba Sangaji. Setahu mereka anaknya ke Maba ikut temannya. Ia dan suaminya pun sempat marah lantaran mendengar kabar anak mereka ditangkap lantaran ikut demo di Halmahera Timur.

Namun, amarah kedua orangtua ini tiba-tiba menjadi haru dan bangga ketika tahu yang didemo adalah bagian dari perjuangan membela hak atas tanah adat mereka.

“Saya dan papanya marah tahu dia ditangkap. Tapi Indra kase kuat saya pe hati kase tenang saya pe diri dengan kalimat “ma, Indra tara sandiri. Ini Indra ada deng orang-orang tua yang dapa tangkap karena torang bela deng berjuang sama-sama, untuk tanah adat di Maba”. Saya pe anak bilang bagitu jadi saya langsung bangga dalam saya pe hati,” terang Merlin yang sesekali mengusap air matanya yang tak henti menetes di pipinya.

Meski tahu putranya baik-baik saja di dalam tahanan, tetapi Merlin dan suaminya berupaya untuk anak mereka bisa bebas.
Namun, usaha mereka ditolak oleh Indra. “Kalau hari ma deng pa usaha sampe saya bebas, lalu kasiang torang pe orang-orang tua di dalam bagimana? Indra tara mau, biar Indra di sini (rutan) rasa sama-sama deng dorang, karena torang di sini satu tujuan untuk berjuang demi dorang pe anak cucu kasiang, ma,” ujar Merlin meniru ucapan anaknya saat bertemu kali pertama sebelum praperadilan.

Di benaknya, tentu saja Merlin berkeinginan agar bisa segera bertemu dan memeluk anaknya. Merlin berharap ada keadilan bagi putranya dan terdakwa lain. “Saya ingin anak saya bebas, begitu juga warga lain yang ditahan. Mereka tara salah karena ada berjuang yang benar,” pungkas Merlin dengan suara lirih. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan